5

1.27.2010

Pembiasaan Pada Anak

Semua orang tua pasti pernah merasakan susahnya mendisiplinkan anak - anaknya. Seakan mau orang tua sudah baik, tetapi maunya anak berbeda. Disitulah timbul konflik.... kalau orang tua tidak memahami dan kurang sabar maka yang terjadi selanjutnya adalah pemaksaan kehendak orang tua terhadap anaknya.

Sebenarnya kunci utama mendisiplinkan anak adalah ketegasan dan konsistensi. BUKAN KEKERASAN!!! Saya mengalami sewaktu awal tinggal di Jogja untuk lanjut studi untuk mendisiplinkan kedua putri kami (Aisyah 6 th, Hafhoh 4 th) untuk selalu di belakang saat naik mobil. Mungkin ini pembiasaan aneh di Indonesia. Perlu diketahui di negara - negara maju, anak tidak boleh duduk di depan saat naik mobil, mereka harus rela di belakang terikat pada tali pengamannya, bahkan bayipun harus rela di kursi khusus bayi di belakang, sementara kedua orang tuanya di depan. Begitu beratnya di awal pembiasaan, mereka selalu mencoba meminta dispensasi untuk bisa di depan, karena memang kesukaan anak duduk di depan sehingga tidak terhalang pemandangan sepanjang jalan. Terlebih lingkungan di sekitarnya yang tidak memiliki pembiasaan seperti ini, mereka sering protes.... Koq mbak anu boleh di depan?

Saya dan istri memang sudah sepakat untuk pembiasaan ini sejak kami mendarat di Indonesia,karena ini demi keselamatan mereka juga. Alhamdulillah setelah sekian lama kami konsisten, mereka telah menyadari bahwa aturan itu tidak bisa dilanggar dan mereka sekarang terlihat menerima dan tidak berusaha untuk minta dispensasi lagi. Konflik selesai!!!

Saat ini kami baru dalam tahap membiasakan anak - anak untuk makan di meja. Kebiasaan sebelumnya mereka makan sambil nonton TV, yang terjadi adalah begitu banyak waktu tersita untuk itu. Setelah sekian minggu mereka mulai terbiasa dan menikmati aturan barunya.

Banyak oranng tua tidak konsisten menerapkan aturan kepada anak anaknya sehingga si anak akan berusaha melanggarnya. Banyak orang tua menjanjikan ke anaknya: Adik boleh ikut belanja, tetapi adik tidak boleh minta jajan mainan ya? Si anakpun sepakat di awal keberangkatan. Begitu di pasar melihat balon, maka si anak berusaha minta dibelikan.... Bukannya tadi dah janji nggak minta mainan? Seru si ibu..... Si anak mulai memainkan strateginya, menangis keras - keras...... Masih dicuekin ibunya.... Maka ditambah berguling - guling di pasar. Ibunya mulai keki dan malu akhirnya dibelikan juga balon itu, toh harganya murah juga.

Apa yang bisa dipelajari dari kejadian itu? Si anak merasa bahwa menangis dan berguling - guling adalah cara efektif untuk meminta sesuatu..... dan gawatnya adalah dia akan melakukan hal itu untuk waktu - waktu berikutnya. Kedua si anak belajar bahwa aturan ibunya memang bisa dilanggar. Kalau Anda berlaku begitu kepada anak anak Anda.... bersiaplah untuk konflik sepanjang masa dengan anak Anda!

Berusahalah konsisten dan tegas terhadap aturan yang Anda buat maka Anda akan mendapati anak Anda menurut pada Anda. Ingat!!!! Konsisten dan tegas bukan dengan kekerasan!!! Kalau sekiranya Anda membuat aturan tidak mungkin terlaksana, akan lebih baik urangkan aturan itu. Kalau Anda membuat aturan yang mengandung hukuman kalau terlanggar, maka buatlah hukuman yang mendidik, tidak menyakiti, dan bisa dilaksanakan. Kalau kita suka mengancam, kemudian tidak melaksanakannya maka anak akan belajar untuk tidak mempercayai kata - kata kita. Usahakan untuk tidak membuat ancaman!!! Kalau terpaksa ada ancaman maka seperti hukuman tadi, harus bisa dilaksanakan!!!!

Followers

Subscribe